KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga Penyusunan Makalah ini telah dapat
diselesaikan.
Melihat perkembangan dunia pendidikan saat ini dimana
SMK sebagai salah satu lembaga yang bertujuan menciptakan tenaga kerja yang
handal dibidangnya, namun alumnus SMK masih banyak yang mengangur. Melalui makalah
ini saya mengajak dan memberikan beberapa konsep-konsep yang perlu dipakai demi
kemajuan SMK ditengah pengaruh globalisasi. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :
1.
Bpk. Drs.Tri Atmadji yang telah
membimbing dan memberi pengarahan dalam
keiatan pembelajaran dan pembuatan makalah ini.
2.
Teman-teman off A PTI 2012 yang
telah memberikan saya banyak inspirasi tentang penyusunan makalah ini.
3.
Pepustakaan Kota Malang dan
Perpustakaan Universitas Negeri Malang yang telah menyiapkan sarana dan
prasarana berupa buku-buku sebagai bahan refrensi saya.
Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.
Malang, 09 November 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul...................................................................................................................
1
Kata Pengantar...................................................................................................................
2
Daftar
Isi............................................................................................................................
3
BAB I
(PENDAHULUAN)...............................................................................................
4
1.1 Latar
Belakang.......................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
4
1.3 Tujuan
Penulisan....................................................................................................
4
BAB II
(PEMBAHASAN).................................................................................................
5
BAB III
(PENUTUP)........................................................................................................
17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
3.2 Kritik dan
Saran.....................................................................................................18
Daftar
Pustaka...................................................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
adalah kunci dan indikator pendekatan dasar dalam pembangunan suatu
negara, sekaya apapun suatu negara itu
apabila tidak didukung dengan SDM yang berkualitas maka bisa dipastikan negara
itu akan jatuh miskin. Oleh karena itu peran pendidik adalah yang paling vital
dalam hal pembangunan bangsa ini. Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya
dengan memberikan sumbangan yang signifikan bagi sarana dan prasarana, tetapi
juga pola peningkatan kualitas, profesionalitas dari seorang guru.
Pendidikan
adalah salah satu upaya mencerdaskan masyarakat, pendidikan juga tidak hanya
memberikan pengetahuan bagi para siswa tetapi juga memberikan ketrampilan baik
ketrampilan dalam berkehidupan masyarakat maupun ketrampilan kerja. Oleh karena
itu, pendidikan haruslah selalu berkembang, berkembang dengan seiringnya zaman
karena pendidikan tidak menyiapkan peserta didik untuk saat ini, tetapi untuk
masa depan .
Itulah
tantangan SMK saat ini, SMK harus mampu mengikuti perkembangan zaman yang
begitu cepat sehinga kebutuhan kompetensi tenaga kerja juga berubah. Oleh
karena itu seluruh sistem harus dikembangkan dan diperbaharui mengikuti
kebutuhan masa depan, karena tujuan utama SMK adalah penyiapan peserta didik
dalam dunia kerja.
Peran
serta guru sebagai pendidik sangat penting dan vital, karena guru menjadi
pioner dalam penyampaian materi kepada peserta didiknya,guru juga harus
berkembang wawasan, ilmu serta keahlian demi terwujudnya SMK yang mampu
bersaing dalam dunia kerja dan dunia pendidikan di era modern saat ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana konsep pengembangan
SMK yang baik?
1.2.2
Bagaimana penyiapan Guru
SMK agar selalu berkembang mengikuti perkembang zaman?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.3.1
Menjelaska konsep pengembangan
SMK saat ini.
1.3.2
Menjelaskan cara dan
konsep pengembangan Guru SMK agar SMK mampu bersaing dalam dunia kerja dimasa
depan
BAB II
PEMBAHASAN
3.1
Konsep
pengembangan SMK saat ini.
3.1.1
Pengertian
dan Tujuan SMK .
Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistim
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang bidang perkerjaan
lainnya. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan perserta
didik untuk dapat berkerja dan bersaing di dunia kerja dalam bidang tertentu.
Dalam Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yaitu
: Pendidikan Menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk
pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari isi PP diatas kita bisa menyimpulkan
bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya
untuk memasuki dunia. SMK saat ini menjadi perhatian pemerintah terbukti Saat
ini banyak didirikan SMK-SMK negeri ataupun swasta untuk menyeimbangkan jumlah
siswa SMK:SMA. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dalam Rembug Pendidikan Nasional (RPN) pada Februari 2008 tentang penyeimbangan
jumlah siswa SMK:SMA. Untuk menjadikan rasio jumlah siswa SMK:SMA adalah 67:33
pada tahun 2014. Hal itu dilakukan agar lulusan sekolah menengah mampu bersaing
dalam dunia kerja, karena SMK dirasa memang diciptakan dan dicetak untuk
memasuki dunia kerja dan sesuai dengan Misi
SMK:
1.
Meningkatkan Profesionalisme dan
Good Governance SMK sebagai Pusat Pembudayaan Kompetensi
2.
Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan
Pendidikan (8 SNP)
3.
Membangun dan memberdayakan SMK
Bertaraf Internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri
bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global.
4.
Memberdayakan SMK untuk
Mengembangkan Potensi Lokal menjadi Keunggulan Komparatif
5.
Memberdayakan SMK untuk
Mengembangkan Kerjasama dengan Industri, PPPG, LPMP, dan Berbagai Lembaga
Terkait
6.
Meningkatkan Perluasan dan
Pemerataan Akses Pendidikan Kejuruan yang Bermutu
dan
Tujuan Smk yaitu:
1.
Mewujudkan Lembaga Pendidikan
Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusar Pembudayaan Kompetensi Berstandar
Nasional
2.
Mendidik Sumber Daya Manusia yang
mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional
3.
Memberikan berbagai layanan
Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan flesibel secara terintegrasi antara
jalur dan jenjang pendidikan
4.
Memperluas layanan dan pemerataan
mutu pendidikan kejuruan
5.
Mengangkat keunggulan lokal sebagai
modal daya saing bangsa
Dahulu
pendidikan SMK merupakan pilhan nomor dua setelah SMA, karena sebagian besar
para siswa lulusan SMP yang tidak diterima di SMA Negeri, pilihan sekolah
berikutnya adalah SMK Negeri dan SMA Swasta. Akan tetapi saat ini SMK mampu
bersaing dengan SMA karena SMA dan SMK mempunyai sebuah spesifikasi tersendiri
sehingga antara SMA dan SMK merupakan sebuah pilihan yang berbeda serta tidak
saling tumpah tindih atau dinomor duakan
Saat ini perkembangan minat siswa SMP untuk
melanjutkan ke SMK mulai mengalami perkembangan, dengan jumlah siswa SMK yang
semakin bertambah. Dan ini tidak terlepas dari program-program kerja dari
pemerintah pada umumnya dan Direktorat Pembinaan SMK pada khususnya yang telah banyak
melaksanakan berbagai macam program yang menambah jumlah SMK dan meningkatkan
kualitas dari SMK yang sudah ada melalui berbagai macam bantuan yang diberikan
pada sekolah SMK.
SMK pun tidak menjadi
sekolah nomor dua setelah SMA, SMK sekarang telah mulai jadi pilihan anak-anak
lulusan SMP sebagai sekolah tempat mengasah kemampuan, bakat dan minat siswa
yang ingin mengembangan potensi ketrampilan khusus/tertentu pada dirinya.
Dengan adanya bukti
keunggulan dari siswa SMK, maka tidak diragukan lagi bahwa lulusan SMK adalah
lulusan yang siap pakai. Sehingga setelah siswa SMK dapat menyelesaikan
pendidikan, maka siswa SMK dapat bekerja di perusahaan-perusahaan atau instansi
pemerintah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa SMK tersebut. Dan
sekarang beberapa siswa SMK, sudah banyak yang dipesan untuk bekerja di dunia
usaha atau dunia industri sejak siswa SMK tersebut melakukan praktek kerja
industri di perusahaan-perusahaan.
3.1.1.1
Konsep
Pengembangan SMK dalam era Globalisasi
Istilah
Globalisasi bermakna mewujudkan dunia sebagai satu keutuhan tanpa adanya
batasan administrasi Negara dan semakin besarnya ketergantungan antar bangsa.
Kini globalisasi sudah menerpa seluruh aspek kehidupan, penghidupan, serta
kebudayaan manusia dengan berbagai dampak. Menurut (Emil Salim 1990:8-9),
terdapat empat bidang kekuatan yang paling kuat dan menonjol dalam globalisasi,
yaitu bidang-bidang IPTEK, Ekonomi, Lingkungan Hidup, serta Pendidikan.
Berikut beberapa
kecenderungan dari keempat bidang tersebut:
a.
Bidang IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) mengalami perkembangan sangat signifikan utamanya
dengan penggunaan berbagai teknologi canggih di berbagai aspek kehidupan. Hal
ini membuat dunia terasa sempit dan transparan sehingga memberi pola pikir baru
dalam bersikap, berfikir dan berbicara tanpa batasan Negara.
b.
Bidang Ekonomi mengarah
ke ekonomi global yang tidak mengenal batas negara. Di berbagai bagian dunia
muncul banyak kelompok-kelompok ekonomi regional. Peristiwa ekonomi di suatu
tempat pun memberikan dampak kepada wilayah lainnya. Hal ini menyebabkan
Kenichi Ohmac memberi judul “The
Borderless World” pada bukunya (1990, dari Dedi Supendi, 1990:60)
c.
Bidang Pendidikan
sebagai identitas suatu negara mendapatkan terpaan tentang gagasan-gagasan
pendidikan serta secara langsung diterima oleh setiap individu melalui berbagai
media. Hal itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku manusia,
selanjutnya bahkan mungkin tercipta suatu “Budaya Baru” (Refleksi,1990:3)
Dalam
dunia SMK perkembang globalisasi yang begitu cepat harus terus diiringi dengan
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan, karena dunia SMK memiliki keterkaitan
yang begitu erat dengan dunia kerja yang juga terus berkembang secara pesat
sehinga kebutuhan akan kompetensi pekerja juga terus meningkat. Inilah sebuah
tantangan SMK untuk terus meningkatkan kualitas agar tujuan SMK yang utama bisa
terwujud yaitu Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja
dan kompetensi berstandar internasional.
3.1.1.2
Konsep
Pengembangan SMK Secara Umum
Dunia
industri dimasa yang akan datang membutuhkan banyak sekali kompetensi yang
bervariasi, kompetensi adalah kemampuan yang disyaratkan untuk menyelesaikan
tugas tertentu pada dunia kerja dan mendapatkan pengakuan resmi atas kemampuan
tersebut (Depdiknas,2004: 16). Sedangkan yang dimaksud kompetensi apabila kita
kaitkan dengan SMK adalah kemampuan pengetahuan, praktik, ketrampilan dan siap
kerja. Kompetensi dapat dikenali dari hasil belajar dan hasil karya peserta
didik.
Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan yang memang dipersiapkan untuk angkatan kerja
yang kompetitif yang akan memasuki persaingan dunia kerja, secara individual
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat
menghasilkan unjuk kerja (spencer, 1993: 11). Berdasarkan pada 2 refrensi diatas dapat
disimpulkan bahwa refrensi adalah pernyataan ketrampilan dan pengetahuan serta
sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang
dipersyaratkan. Kompetensi dalam perspektif modern diartikan sebagai kemampuan
seseorang ketika ia mengerjakan suatu tugas yang dihadapi sekarang, bukan
kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh
sebelumnya (spencer,1995: 56).
Dari
berbagai uraian itu maka kompetensi mencangkup tiga hal dalam pendidikan
kejuruan yaitu pengetahuan, ketrampilan (motorik) dan sikap. Untuk mengetahui
sejauh mana kompetensi yang dicapai peserta didik SMK ketiga hal itu harus
menjadi objek dalam penilaian (Muh Akyart, 2008: 23).
Konsep pengembangan SMK yang berbasis
kompetensi mensyaratkan secara jelas bahwa kompetensi harus dimiliki oleh
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu pencapaian
kompetensi yang maksimal kepada peserta didik sangat berkaitan erat dengan
sistem pembelajaran, pola pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar itu
sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan SMK kali ini
menitik beratkan pada peserta didik untuk mampu mengembangkan kreatifitas,
nilai, estetika dan pengetahuan. Sehubungan adanya kurikulum yang menitik
beratkan pada kemandiriaan itu, standar pencapaian kompetensi dari pengajar
haruslah jelas, disamping itu juga perlu dikembangkan formula baru yang melihat
dari tren,tuntutan globalisasi dan tuntutan pasar kerja baik lokal, nasional
maupun internasional. Dalam sebuah aliran filosofi yang dipakai kejuruan yang
berkaitan dengan education for work yaitu pragmatisme yang berpandangan bahwa pendidik dan peserta didik
keduanya penting bagi proses pembelajaran.
Dalam situasi
nyata pengalaman sangatlah penting, oleh karena itu pendidik harus progresif
dan berkewajiban membuka ide-ide baru bagi peserta didiknya karena dalam kurikulum
KTSP guru harus mampu menjadi inspirator bagi peserta didiknya.
Adanya sebuah
kurikulum sekarang ini bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan
melainkan penyempurnaan dari sistem yang sebelumnya, metode dulunya
konvensional (guru berceramah) sekarang digeser fungsinya menjadi inspirator
dan pendorong bagi peserta didik sehingga kegiatan pengajaran berpusat pada
peserta didik, adanya pengembangan kreatifitas peserta didik, menimbulkan
rangsangan peserta didik untuk berfikir kritis yang dapat melahirkan pemikiran
yang inovatif.
Pendidik juga
harus mampu merubah persepsi kepada para peserta didiknya bahwa yang terpenting
dalam bidang itu adalah pemahaman dan ketrampilan yang memadai bukanya nilai
diraport. Pendidik juga harus bisa memastikan peserta didiknya mampu, paham dan
bisa menguasai apa yang dia ajarkan, karena ketrampilan adalah sesuatu yang
sensitif. Ketidak bisaan suatu ketrampilan ditengah materi akan berimbas pada
materi selanjutnya dan juga ketrampilan yang kurang maksimal.
PSG (Pendidikan
Sistem Ganda) adalah suatu bentuk penyelengaraan pendidikan keahlian
profesional yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program
pendidikan di sekolah dengan program perusahaan yang dilakukan untuk mencapai
tingkat yang maksimal.
Pola penempatan
PSG juga perlu diperhatikan karena
jangan sampai tempat para peserta didik itu untuk magang adalah tempat yang
kurang mampu merangsang dan membangun kompetensinya untuk maju. Sekolah dan
para pendidik harus mampu menempatkan peserta didiknya ditempat yang kiranya
mampu merangsang keahlianya untuk digali lebih dalam.
3.1.1.3
Konsep
Pengembangan SMK dalam dunia Industri
Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya (fisik,sosial, dan budaya). Utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dicapai tujuan yang maksimal. Penataan itu
terutama dimaksudkan agar proses pendidikan bisa berjalan efisien dan efektif
sehinga pelaksanaan pendidikan yang diamanatkan (ayat 1 pasal 1 dari UU RI No.
2/1989) yaitu tentang tritunggal pendidikan (membimbing, mengajar, melatih).
Adapun aspek tujuan pokok ketiganya yakni:
a. Membimbing,
terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi perilaku umum
(aspek pembudayaan).
b. Mengajar,
terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan.
c. Melatih,
terutama berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi).
Kecakapan
dalam berkehidupan atau lebih sering disebut life-skill tidak hanya cukup kecakapan yang menghasilkan teknologi
tepat guna, tetapi juga kecapakan memanfaatkan informasi seoptimal mungkin yang
berguna membentuk jati diri, oleh karena itu diberikanlah berbagai ketrampilan
guna dalam rangka penguasaan multi-skill,
sedangkan kemampuan life-skill akan
diperoleh dalam proses belajar. Belajar adalah suatu proses penyempurnaan diri
menuju lebih baik, adapun tujuan pembelajaran menitik beratkan pada
intelektual, moral, dan ketrampilan. Sekolah akan kehilangan makna apabila
menekankan pada salah satu tujuan itu saja ataupun ada salah satu tujuan yang
tidak tercapai (Harefa,2000:56).
Jadi secara umum
keterampilan belajar meliputi mengingat fakta, mengingat konsep, mengingat
prosedur, mengingat prinsip, menggunakan konsep, menggunakan prosedur,
menggunakan prinsip, mengembangkan konsep, mengembangkan prosedur, dan
mengembangkan prinsip. Selanjutnya arti belajar dalam konteks belajar
keterampilan adalah proses pembentukan jati dirinya yang mengarah kepada
keterampilan pengembangan potensi
, kreativitas dan kompetensi.
Adanya sebuah perkembangan yang begitu
cepat dan kurangnya diimbangi dengan perkembangan SMK membuat tenaga kerja SMK
dianggap belum mampu, memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi tenaga
kerja yang produktif, tak ayal banyak tenaga SMK yang hanya mampu menjadi
tenaga kerja rendahan atau bahkan lebih banyak menganggur. Penyempitan kembali
ruang lingkup dan keahlian dirasa perlu untuk meningkatkan standar kompetensi
dan skill yang mereka miliki,
sehingga keahlian dari SMK tidak diragukan lagi.
Berkembangnya kebutuhan dan ketrampilan
bidang industri juga harus mampu diimbangi dengan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan teknologi saat ini, sehingga tenaga SMK sudah dapat dikatakan
terampil mengunakan teknologi yang ada di industri. Pola magang pun juga perlu
ditingkatkan kualitasnya, mereka juga harus dan perlu diberikan kesempatan pada
suatu posisi penting dalam sebuah pekerjaan, guna memberikan pengalaman yang
bisa digunakan untuk bekerja nantinya.
3.1.1.4
Konsep Pengembangan SMK dalam Dunia
Wirausaha Mandiri
Kewirausahaan
merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada diri seseorang yang inovatif,
kreatif, berupaya untuk kemajuan pribadi terutama dalam bidang ekonomi.
Pendidikan sekolah saat ini dituntut untuk mampu menghasilkan para lulusan yang
mampu bersaing dan madiri dalam hal ekonomi, sehingga pendidikan dituntut untuk
memberikan orientasi yang jelas, seperti SMK yang memang secara jelas disiapkan
untuk langsung terjun didunia kerja.
Potensi lulusan SMK bukan hanya siap diperkejakan pada dunia
usaha dan industri tetapi mereka juga secara alamiah akan siap untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru sesuai dengan keahlianya. Disinilah peran
pendidik yang harus mampu membangun jiwa dan karakter sebagai wirausahaan.
Lulusan yang siap berwirausaha merupakan tantangan baru bagi pendidikan di
sekolah kejuruan, karena kita ketahui jumlah angkatan
kerja setiap tahun yang meningkat tidak diiringi jumlah peluang kerja yang
besar oleh karena itu pemberian ketrampilan dalam berwirausaha juga tak kalah
penting karena bukan tidak mungkin kesuksesan wirausaha mereka akan berdampak
pada terciptanya permintaan kerja.
Kesuksesan
pelaku wirausaha dalam berwirausaha tidak lepas dari kreativitas dan inovasi.
Inovasi yang bagus dan didukung dengan kreativitas merupakan sumber penting
dari kekuatan persaingan, karena kebutuhan pasar yang sering berubah maka
pelaku wirausaha dituntut untuk terus melakukan inovasi baru agar usaha bisa
tetap berjalan. Untuk itu perlunya ditanamkan kemampuan kepada peserta didik
SMK untuk peka terhadap perubahan, serta bisa memberikan tangapan dan respon
atas suatu keadaan tertentu, karena ada empat sisi potensi manusia yang perlu
digali yaitu a) sikap untuk mawas diri; b) mempertajam suara hati supaya
menjadi manusia berkehendak baik, serta memiliki misi dalam hidup ini; c) pandangan
yang mandiri untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi; d) berfikir
transenden dan mengarah ke depan/jangka panjang untuk memecahkan berbagai
masalah dengan daya khayal dan imajinasinya (Mutis, 1995 : 2).
Peserta didik
juga perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana cara mengelola
aset utamanya. Aset utama tersebut dapat berupa posisi pasar, orang-orang yang
berkualitas, sistem distribusi, kemampuan teknis (hak paten) dan merk (Mutis, 1995 : 2). Pengajar juga harus mengajarkan tentang bagaimana cara memaksimalkan
kekreatifan dengan cara: rasa keterbukaan pada pengalaman, melihat sesuatu
dengan cara yang tak biasa, dapat menerima perbedaan, percaya diri, dan mau
menjadi diri yang lain daripada yang lain.
Pendidikan
kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi
ke arah pembentukan kecakapan hidup pada peserta didiknya melalui kurikulum
yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah (Joko Sutrisno, 2003: 48). Dengan adanya pendidikan kewirausahaan disekolah maka
peran dan keaktifan guru dalam mengajar harus menarik, mereka harus mampu
membuat situasi seolah-olah kehidupan nyata berwirausaha terjadi disana, peran
aktif dari para peserta didik juga sangat dibutuhkan karena sasaran pengajaran
adalah peserta didik itu sendiri. Ada berbagai faktor pemicu agar peserta didik
mau berwirausaha yaitu adanya praktek kecil-kecilan dalam bisnis dengan
temanya, adanya tim bisnis disekolah yang ada diajak bekerja sama dalam
berwirausaha, adanya dorongan dari orang tua.
Penumbuhan
mental berwirausaha sangatlah perlu ditanamkan karena mental ini harus dibentuk
sedini mungkin agar nantinya lulusan SMK telahir sebagai wirausaha yang penuh
dengan daya saing, kreatifitas dan inovasi sehingga produk ataupun jasa yang
dihasilkan oleh para alumnus SMK tidak kalah dengan produk dan jasa yang telah
ada sebelumnya.
3.1.1.5
Konsep
Pengembangan PSG untuk SMK
Pendidikan
Sistem Ganda atau yang lebih akrab dikenal sebagai Praktek Kerja lapangan
adalah suatu bentuk penyelengaraan pendidikan keahlian profesional yang
memadukan antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan yang
diperoleh dari kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk meningkatkan
kompetensi dan keahlian, sehingga mampu mencapai pada titik profesional dalam
bekerja.
Konsep Pembelajaran PSG
Suatu ilmu pengetahuan dan teknik dapat
kita pelajari disekolah dan dimana saja akan tetapi kiat tidak dapat diajarkan,
oleh karena itu perlunya sebuah pendidikan melalui proses mengerjakan suatu
pekerjaan secara langsung sesuai dengan
keahlianya. Pada pendidika PSG ini diharapkan peserta didik mampu menerapkan
ilmu yang dia dapat serta mempelajari secara langsung bagaimana prakteknya pada
dunia kerja.
Secara
garis besar tujuan dari PSG adalah:
·
Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
keahlian profesional ( dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja ).
·
Memperkokoh ” link and macth ”
antara sekolah dengan dunia kerja.
·
Meningkatkan efisiensi proses
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.
·
Memberi pengakuan dan penghargaan
terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Konsep
pengembangan PSG inilah yang menjadi titik penting pada sebuah pembelajaran
yang terjadi di SMK, karena disinilah tempat para peserta didik untuk dapat
merasakan secara langsung kondisi bagaimana ketika dia nanti terjun dalam ranah
kerja, namun banyaknya SMK tidak diimbangi dengan banyaknya juga tempat yang
menyiapkan tempat untuk melakukan PSG tak ayal, sebagian besar melakukan magang
ditempat yang kurang mendukung, kurang merangsang untuk lebih mengali potensi
yang ada pada dirinya. Disinilah peran pemerintah dan pendidik yang harus turun
tangan. Pemerintah dan pendidik harus mempersiapkan tempat magang yang memadai
guna tujuan SMK bisa tercapai.
Apalagi
semakin banyaknya SMK industri yang ada juga tidak diimbangi dengan jumlah
industri yang ada dan belum adanya kesadaran dari pelaku industri sendiri
membuat sulitnya mencari tempat magang. Smk dirasa perlu mambuat unit usaha
kecil seperti perusahaan pendidikan yang dimana pengelolaanya dipegang oleh
para peserta didik, hal ini meniru pola-pola pengembangan yang ada di
universitas-universitas yang ada di indonesia
3.2
Konsep
pengembangan Guru SMK.
Salah
satu bentuk pengakuan terhadap profesi guru saat ini adalah sertifikasi tetapi
tidak sedikit kualitas kompetensi dari seorang guru malah cenderung turun
itulah yang seharusnya menjadi perhatian khusus, apalagi bila dikaitkan dengan
perkembangan zaman yang begitu cepat, guru tidak boleh lamban dalam merespon
zaman, guru harus terus berkembang. Guru kejuruan adalah pendidik yang
seharusnya terus bertransformasi.
Sekolah
Menengah kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk
menyiapkan tenaga kerja yang profesional dalam dunia kerja. Program pendidikan
SMK haruslah mampu mengikuti perkembangan tekonologi industri, karena itu
berkaitan dengan kompetensi yang dibutuhakan. Pendidik adalah sebuah bagian
dari sistem pendidikan yang merupakan roh dari pendidikan itu sendiri, di SMK
guru dituntut untuk mampu menyesuaikan kompetensi dan kinerjanya seiring
perubahan itu. Profesionalisme dan kualitas gurupun harus terus dimbangkan
pula.
Penyelengaraan
pendidikan yang berkualitas harus mampu menghadapi perubahan baik yang terjadi
saat ini ataupun dimasa depan baik perubahan teknologi, ilmu pengetahuan ,aupun
struktur ketenagaan kerja. Guru sebagai pelaksana pendidikan saat ini
dihadapkan pada perubahan yang cepat, permintaan standar yang tinggi dan
tuntutang peningkatan mutu, sehingga
mengharuskan guru memperbaharui dan meningkatkan ketrampilan melalui
pembelajaran (Craft,
1996: 5).
Apabila
guru mampu mempelajari apa yang akan dibutuhkan dan sangup mempelajarinya dan
mengajarkan kepada peserta didiknya mampu mencapai kompetensi yang diinginkan
dan bukan tidak mungkin kompetensi dari peserta didiknya meningkat pula dan
mampu bersaing dimasa depan.
3.2.1.1
Konsep
Pengembangan Guru SMK dalam Mengembangkan Pengetahuan dan Ketrampilan
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
merupakan salah satu aspek dan titik berat pola pengembangan guru SMK, pengetahuan
yang diperlukan guru dalam pengembangan keprofesionalan antara lain:
pengetahuan materi ajar (content knowledge), pengetahuan pedagogis (pedagogical
knowledge), dan pengetahuan kontekstual (contextual knowledge)
(Diaz-Maggioli, 2004:17).
Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
yang harus mampu di kelola guru agar dapat meningkatkan kompetensinya meliputi
kemampuan khusus dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan khusus meliputi
teoritis, praktik, dan pengalaman. Sedangkan pengetahuan prosedural meliputi
pengetahuan tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja dan bagaimana sesuatu itu
bisa saling terhubung serta berjalan (Harteis, 2009: 151-158).
Dari pernyataan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan mengelola pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat
teoritis dan praktis harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi
guru itu sendiri dan juga peserta didiknya nantinya.
3.2.1.2
Konsep
Pengembangan Guru SMK dalam Mengembangkan Keprofesionalan.
Keprofesionalan
adalah proses belajar lanjut yang dibutuhkan bagi guru untuk meningkatkan
kompetensi dan keahlian dalam rangka tugas profesinya. Pengembangan keprofesionalan
sebagai bagian dari proses pembelajaran kemampuan untuk memberikan manfaat
peningkatan dan penguatan terhadap keahlian, tugas dan karier guru dalam
menghadapi perubahan yang terjadi. Dengan demikian, kecermatan dalam memilih
dan menetapkan kegiatan diperlukan bagi guru.
Menurut
Buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesionalan dan Angka Kredit
(kementrian pendidikan Nasional 2010b:1), terdapat 3 macam pola pengembangan
keprofesionalan guru yaitu meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan
karya inovatif. Pola pengembangan diri bisa didapatkan dengan pengembagan yang
dilakukan oleh guru itu sendiri karena kesadaran akan keadaan terkini atau
mungkin dengan seminar-seminar yang diadakan departemen pendidikan nasional
tentang pengetahuan dan keahlian tambahan. Sedangkan publikasi karya ilmiah dan
karya inovatif ini diperuntukan bagi
guru yang melakukan penelitian ilmiah baik dengan peserta didiknya maupun
sendiri, diharapkan dengan adanya publikasi karya ilmiah ini pendidik termotivasi
dan bersama-sama mengembangkan dan menyempurnakan karya yang ada agar dapat
berfungsi secara optimal.
3.2.1.3
Konsep
Pengembangan Guru Kinerja SMK.
Kinerja
adalah apa yang dilakukan dalamm bekerja, sehingga kinerja guru dapat diartikan
sebagai apa yang dilakukan dalam pekerjaan guru baik mengajar, mendidik dll.
Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan,pengelolaan pembelajaran dan
penilaian hasil belajar peserta didik (wina sanjaya, 2005:13-14), sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang dimiliki guru sangat
mempengaruhi bagaimana kinerja dan hasil kinerja itu sendiri yang dapat dilihat
ketika melaksanakan tugas mengajar.
Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standart
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan profesionalisme. Keempat pilar itu terintegrasi menjadi kinerja
guru. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam menguasi pengetahuan, penerapan pengetahuan dan ketrampilan
sebagaimana tuntutan standar kompetensi yang dipersyaratkan(Kementrian
Pendidikan Nasional 2010c:3).
Dari
beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru, kompetensi
guru, dan tugas pokok guru memiliki keterkaitan erat satu dengan lainnya.
Kinerja guru direfleksikan melalui kompetensi guru yang diimplementasi dalam
tugas pokoknya.
Pola
pengembangan kinerja guru SMK harus diperhatikan dan perlu ditingkatkan,
pendidik SMK berbeda dengan pendidik lainya pengembangan harus terus dilakukan
agar terwujudnya peserta didik yang benar-benar unggul.
BAB
III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
dan Saran
Pendidikan SMK merupakan pendidikan yang
menyiapkan secara khusus peserta didiknya untuk mampu terjun didunia kerja
secara langsung, ditengah perkembangan zaman seperti sekarang ini SMK dituntut
mampu terus berkembang mengikuti zaman, dan itu juga yang harus dilakukan oleh
pendidik SMK . Sehingga pembelajaran SMK haruslah berorientasi dengan kemajuan
zaman saat ini dan dimasa yang akan datang.
SMK juga harus bertransformasi untuk
tidak hanya menyiapkan peserta didiknya menjadi seorang calon pekerja tetapi
juga wirausahawan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
permintaan kerja yang ada di industri ataupun bisnis. Pola penanaman jiwa enterpreanur juga harus terus ditanamkan
guna menciptakan pemikiran peserta didik untuk menciptakan lapangan pekerjaan
bukan untuk diperkejakan.
Penempatan peserta didik untuk magang
haruslah tepat karena berkaitan dengan bagaimana pengalaman peserta didik di
dunia kerja, serta menambah pengetahuan dan ketrampilan yang ada pada peserta
didik. Serta peningkatan kinerja pendidik dengan selalu mengembangkan kemampuan
baik keprofesionalan, pengetahuan maupun
ketrampilan yang berorientasi pada perkembangan teknologi, serta kompetensi apa
yang dibutuhkan industri saat ini.
Sudah saatnya sekarang ini kompetensi yang
harapkan dijadikan kultur pada sekolah sehingga menjadikan kompetensi tersebut
menjadi softskill yang terbentuk atas
kerelaan dan kesadaran untuk ingin menjadi sumber daya manusia yang lebih baik,
tanpa harus diukur oleh sebuah nilai kelulusan. apabila ini sudah mendarah
daging maka dpat dipastikan lulusan SMK adalah lulusan yang benar-benar dapat
bersaing dengan kompetensi yang ada bukan hanya karena nilai kelulusan.
Peran pemerintah untuk terus mendukung
SMK dengan karya yang dihasilkan juga dirasa perlu sehingga lulusan SMK mungkin
dapat berintegrasi menjadi satu membuat sebuah industri dibawah kementrian
pendidikan nasional dan BUMN untuk menghasilkan sebuah produk karya anak bangsa
yang mampu bersaing dengan produk yang ada, termasuk bersaing dengan produk
buatan luar negeri.
1.2
Kritik
dan Saran Makalah
Demikian
yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, kerena keterbatasan pengetahuan dan kekuragan referensi yang
berhubungan dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya pembaca pada umumnya.
Penulis banyak berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Craft,
A. (1996). Continuing professional development: practical guide for teacher
and schools. New York: Routledge.
Dedi
Supriadi.1990.”Globalisasi: Dunia Tanpa Tapal Batas”(Tinjauan Buku). Tirtarahardja,Umar
dan La Sulo.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka
Cipta
Diaz-Maggioli,
G. (2004). Teacher-centered professional development. Virginia:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Emil
Salim.1990.”Pembekalan KemampuanIntelektual untuk Menjinakkan Gelombang Globalisasi”(Tinjauan
Buku). Tirtarahardja,Umar dan La Sulo.2008.Pengantar
Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta
Harefa, Andreas. (2000). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta:
Kompas.
Harteis,
C. (2009). Professional learning and TVET: Challenges and perspectives for
teachers and instructors. Dalam Maclean, R., & Wilson, D. (Eds.). International
handbook for changing world of work: Bridging academic and vocational learning.
Bonn: Springer
Joko Sutrisno, 2003, Pengembangan Pendidikan Berwawasan Kewirausahaan
SejakUsia Dini, Bandung : IPB
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010a). Pedoman
pengelolaan pengembanga keprofesionalan berkelanjutan, Buku 1. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010b). Pedoman
kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan dan angka kreditnya, Buku 4.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Kementerian
Pendidikan Nasional. (2010c). Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru,
Buku 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mutis, Thoby, 1995. Pembangunan Koperasi, Jakarta : Yayasan Bina
Bakti Pratama.
Refleksi:Budaya Dunia”.1990.MimbarPendidikan.Jurnal
Pendidikan No.4 tahun Ixh.3-4
Spencer & Spencer, (1993). Competence At Work. NewYork: John
Wiley & Sons. Inc.
Tirtarahardja,Umar
dan La Sulo.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka
Cipta
.
0 komentar:
Posting Komentar