Pengatar Basis Data
Konsep dasar dari basis
data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan-potongan data yang
dikumpulkan dan dimasukan kedalam lemari berdasarkan logika2 tertentu. Sebuah
basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di
dalamnya. Basis data sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam, seperti
pengertian dari :
Stephens dan Plew
(2000), basis data adalah mekanisme yang digunakan untuk
menyimpan informasi atau data. Informasi adalah sesuatu yang kita gunakan
sehari-hari untuk berbagai alasan.
Bambang
Hariyanto (2004), adalah kumpulan data
(elementer) yang secara logik berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta
secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem
tertentu.
Dari 2 pengertian para
ahli itu dapat disimpulkan basis data adalah bahwa suatu kumpulan data
terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media dengan mekanisme
tertentu, yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu,
dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu.
Tujuan dan Pemanfaatan
Basis Data:
1. Kecepatan dan Kemudahan(speed)
Memungkinkan
kita untuk menyimpan data atau melakukan perubahan terhadap data atau
menampilkan data itu dengan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan
penyimpanan manual
2.
Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena
keterkaitan erat antara kelompok dalam basis data, maka redundansi
(pengulangan) data pasti selalu ada. Dengan basis data, efisiensi/optimalisai
penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karena kita dapat melakukan
penekanan jumlah redundansi data, baik menerapkan sejumlah pengkodean atau
membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling
berhubungan.
3. Keakuratan
(Accuracy)
Pemanfaatan
pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan
aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dan
sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat
berguna untuk menekan ketidakakuratan/penyimpanan data.
4.
Ketersediaan (Availability)
Dengan
semakin bertabahnya data yang ada membuat ruang penyimpanan file semakin
sedikit, akan tetapi tidak semua file selalu kita butuhkan/gunakan sehingga
data yang tidak kita butuhkan bisa dipindahkan ke media off-line. Disisi lain,
karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang
tersebar di banyak lokasi geografis. Misalnya, data nasabah sebuah jaringan
komputer, data yang berada di suatu lokasi/cabang, dapat juga diakses (menjadi
tersedia/avaible) bagi lokasi yang lain.
5.
Kelengkapan (Completeness)
Untuk
mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita
tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan
perubahan struktur dalam basis data, baik dalam penambahan objek baru (tabel)
atau dengan penambahan field-filed baru pada suatu tabel.
6.
Keamanan (Security)
Ada
sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek
keamanan dalam sebuah basis data. Tetapi untuk suatu sistem yang besar dan
serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan secara ketat. Dengan begitu, kita
dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data
beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja
yang boleh dilakukan.
7.
Kebersamaan Pemakaian (Sharebility)
Pemakai
basis data umumnya tidak terbatas pada satu pemakai atau one user di suatu
lokasi oleh sebuah sebuah system, suatu missal data mahasiswa bisa diakses
banyak system dan user (system KRS, system absensi, dll) Basis data yang
dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan
dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari munculnya
persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama dapat diubah
oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena
banyak pemakai saling menunggu untuk menggunakan data)
File System adalah metode untuk menyimpan dan mengatur file-file dan data
yang tersimpan di dalamnya untuk membuatnya mudah ditemukan dan diakses. File
System dapat menggunakan media penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom.
File System juga dapat melibatkan perawatan lokasi fisik file, juga memberikan
akses ke data pada file server dengan berlaku sebagai klien untuk protokol
jaringan (mis. NFS atau SMB klien), atau dapat juga berlaku sebagai file system
virtual dan hanya ada sebagai metode akses untuk data virtual. Lebih umum lagi, file system merupakan database
khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data.
Database Manajement System (DBMS) merupakan software yang digunakan untuk
membangun sebuah sistem basis data yang berbasis komputerisasi. DBMS membantu
dalam pemeliharaan dan pengolahan kumpulan data dalam jumlah besar. Sehingga
dengan menggunakan DBMS tidak menimbulkan kekacauan dan dapat digunakan oleh
pengguna sesuai dengan kebutuhan.
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data. Untuk
merinteraksi dengan DBMS (basis data) menggunakan bahasa basis data yang telah
ditentukan oleh perusahaan DBMS. Bahasa basis data biasanya terdiri atas
perintah-perintah yang di formulasikan sehingga perintah tersebut akan diproses
olah DBMS. Perintah-perintah biasanya ditentukan oleh user. Ada 2 bahasa basis
data:
- Data Definition Language (DDL)
DDL digunakan untuk menggambarkan desain basis data secara keseluruhan.
DDL digunakan untuk membuat tabel baru, menuat indeks, ataupun mengubah tabel.
Hasil kompilasi DDL disimpan di kamus data.
- Data Manipulation Language (DML)
DML digunakan untuk melakukan menipulasi dan pengambilan data pada suatu
basis data seperti penambahan data baru ke dalam basis data, menghapus data
dari suatu basis data dan pengubahan data di suatu basis data.
Dalam pembuatan DBMS diperlukan beberapa komponen fungsional penyusunnya
sebagai berikut:
1. DML Precompiler
: mengkonversi
pernyataan-pernyataan DML yang dimasukkan di dalam program aplikasi ke dalam
pemanggilan prosedur normal di dalam bahasa induknya. Procompiler harus
berinteraksi dengan query processor untuk membuat kode-kode yang diperlukan.
2. Query
Processor
: menterjemahkan pernyataan-pernyataan bahasa query ke dalam
instruksi-instruksi low-level yang dimengerti oleh database manager.
3. DDL
Compiler
: mengkonversi pernyataan DDL ke dalam sekumpulan table yang mengandung
metadata atau “data mengenai data”
4. Database
Manager : menyediakan
interface antara data low-level yang disimpan didalam basisdata dengan
program-program aplikasi dan queries yang dikirimkan ke system.
Salah satu tujuan dari DBMS adalah memberikan tampilan kepada pengguna
dalam hal menyampaikan data. Untuk itu dalam DBMS terdapat Level Abstraksi
Data. Level ini berguna untuk menyembunyikan detail atau kompleksitasnya basis
data seperti bagaimana data disempan dan diolah. Sehingga pengguna hanya
melihat tampilan yag dibutuhkan oleh pengguna.
- Level fisik
Level fisik merupakan level yang paling bawah. Pada level ini
memperlihatkan bagaimana sesungguhnya data disimpan.
2. Level Konseptual
Level ini menggambarkan bagaimana sebenarnya basis dta disimpan dan
berhubungan dengan data lainnya
3. Level View
Level abstaraksi ini hanya menunjukkan sebagian dari basis data.
Pada umumnya pengguna tidak melibatkan secara langsung sehingga pengguna hanya
melihat data sesuai dengan yang dibutuhkan
Bahasa Query
Bahasa query adalah bahasa tingkat tinggi yang
digunakan penguna untuk mendapatkan informasi/ data dari basis data. Bahasa
query dikelompokan menjadi 2. Yaitu :
a. Bahasa
Query Prosedural adalah bahasa query dimana user mengintruksikan ke system agar
system melakukan serangkaian operasi pada basis data untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan.
b. Bahasa
Queruy non-ptrosedural adalah user mendeskripsikan informasi yang diinginkan
tanpa memberikan sebuah prosedur untuk mendapatkan data/informasi.
Dapat disimpulakan bahwa perbedaan antara procedural
dan bukan adalah dari cara mendapatkan informasi/data yaitu dengan prosedur/cara atau hanya
mendeskripsikan data.
0 komentar:
Posting Komentar